Matahari di Kota Pekanbaru terasa begitu menyengat, kumandang azan sholat jumat baru saja usai. Saya dan rombongan bersiap berangkat menuju Kabupaten Indragiri Hulu untuk melaksanakan tugas sebagai wakil daerah.
Tepat pukul 14.00 Mobil kami bertolak melewati Pangkalan Kerinci, disepanjang Jalan kami disuguhi pemandangan hijau, tidak hanya itu, kemacetan di Km.50 Tepatnya sebelum memasuki gerbang Kabupaten Pelalawan. Ya, benar saja, tepat dijalan ini sedang dilakukan perbaikan jalan lintas yang menghubungkan Pekanbaru dan Perusahaan Kertas terbesar di Indonesia tersebut.
Senja mengiringi laju kendaraan yang kami tumpangi, sesekali saya melihat smartphone, membalas satu persatu email yang masuk, dan membaca rangkaian acara yang akan dilaksanakan besok. Perjalanan kami menempuh sekitar 4 Jam, ketika tepat menjelang maghrib, kami singgah sejenak makan malam bersama rombongan.
Suasana di kota Rengat terasa berbeda ketika kami mulai mencicipi makanan, ya, seperti biasa, makanan ikan kesukaan ku menjadi menu favorit malam itu. Tidak lama berselang, sekitar pukul 21.00 kami melanjutkan perjalanan ke kecamatan Peranap sekitar2 Jam. Jalan-Jalan berlubang disepanjang jalan menandakan, masih banyaknya masalah yang harus di selesaikan oleh Pemerintah Kabupaten tersebut. Tapi, hal itu pula lah yang menjadikan saya dan rombongan tersadar kalau tempat tujuan kami segera sampai. Ya, tempat ini adalah dimana dulu saya menimba ilmu, mengenang kembali ketika saya bersekolah, bersama teman-teman berjalan menyusuri semak belukar, jalan setapak untuk bersekolah.
Suasana malam di kecamatan batang peranap di malam itu sama seperti sebelum nya, disisi kanan kiri jalan di penuhi oleh kebun warga. Hampir saja saya dan rombongan lupa dimana dulu saya besar. Mungkin ini menjadi catatan penting saya, yang tak mungkin lagi bisa di ingat, bahwa perkembangan kecamatan tersebut lambat laun semakin berkembang.
Melewati sisi sungai batang peranap, akhirnya kami sampai di rumah dimana dulu saya tumbuh menjadi seperti sekarang.Ibunda saya telah bersiap membukakan pintu menyambut kedatangan kami.
Besok paginya (8/6/13), saya mengantarkan doa untuk kedua kakek saya yang makamnya tak jauh dari rumah saya. Setelahnya, saya beranjak untuk melihat dan bercengkrama dengan guru SD 01 Batang Peranap, dan tak lupa pula, saya sedikit memberikan pengarahan kepada anak-anak yang sedang menunggu hasil kelulusan. Walaupun hanya berselang beberapa menit, paling tidak, yang menjadi harapan saya kepada anak-anak, kelak, mereka menjadi insan yang dapat menjadi apa yang mereka cita-citakan.
Ada hal yang menarik ketika saya mendatangi kelas VI ini, mereka hapal ketika saya tanya, siapa nama saya "Ibu intsiawati" Ungkap siswa SD Serentak sambil membuat saya tersenyum.
Bersemangat, antusias siswa menanti hasil kelulusan. |
Suasana Gotong Royong masih kental di batang peranap. |
Selepas bertemu mereka, saya kembali lagi bertemu dengan masyarakat setempat yang sedang membersihkan jalan, karna siang itu, Bupati Indragiri Hulu akan segera datang. Saya menyempatkan diri untuk berfoto dan bercengkrama bersama mereka. Selepasnya, saya bergegas pulang untuk mempersiapkan diri untuk memberikan kata sambutan pembukan PORPESS CUP ke IV bersama unsur MUSPIDA.
Sesekali saya berlari kecil ke belakang menghampiri masyarakat Batang Peranap |
Acara yang di tunggu-tunggu dimulai, tepat pukul 14.00 saya dan tim telah hadir ditengah-tengah masyarakat. Sesekali saya berlari kecil menemui ibu ibu yang sedang mempersiapkan makanan, sambil merangkul anak-anak yang pada saat itu hadir.
Bupati dan unsur Muspida datang, seperti biasa, orang nomor 1 di Inhu menjadi yang ditunggu tunggu. Tidak lama berselang, kami di hidangkan tarian persembahan. Acara demi acara saya lalui dengan penuh hikmat, pembukaan kali ini menjadi momentum terbangunnya sportifitas antar penyelenggara, pemain dan yang terlibat di dalamnya.
"Ya, saya senang sekali bisa hadir disini. Menyatu bersama mereka, mendengar apa yang menjadi harapan mereka terhadap wakil mereka di Pusat"
Hanya berselang dua hari, saya dan rombongan bertolak ke Pekanbaru, karna besoknya saya harus berangkat lebih awal untuk persiapan ke kota bogor, menghadiri dialog bersama DPD RI.
Peranap, sampai jumpa dilain waktu. Kota kecil yang menjadi sejarah panjang perjalanan hidupku.