Pelantikan Wako dan Wawako Pekanbaru: Septina: Semoga Lebih Baik
PEKANBARU, TRIBUNPEKANBARU.COM
Septina Primawati Rusli menunjukkan kebesaran hati, dengan mengajak seluruh lapisan masyarakat mendukung Wali Kota Pekanbaru yang baru dilantik, Firdaus MT, dalam memimpin Kota Bertuah.
Septina, yang dikalahkan rivalnya itu dalam dua pemungutan suara pada Pemilukada Kota Pekanbaru 2011, berharap duet Firdaus MT-Ayat Cahyadi bisa menjalankan amanah rakyat.
"Semoga bisa membangun Pekanbaru kepada yang lebih baik," kata Septina kepada wartawan usai pelantikan Firdaus MT-Ayat Cahyadi sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pekanbaru periode 2012-2017 di Hotel Ibis, Jalan Soekarno-Hatta, Pekanbaru, Kamis (26/1).
Gubernur Rusli dan istri tiba di lokasi pelantikan sekitar pukul 10.00, disambut Firdaus-Ayat. Setelah bersalaman, keduanya berpelukan dan cipika-cipiki dengan gubernur.
Usai membuka rapat paripurna istimewa, Ketua DPRD Pekanbaru Desmianto kemudian membacakan Surat Keputusan (SK) Menteri Dalam Negeri Nomor: 131.14-34 tahun 2012 dan SK Nomor 132.14-35 tahun 2012 tentang pengesahan dan pengangkatan Firdaus MT-Ayat Cahyadi sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pekanbaru periode 2012-2017, sekaligus memberhentikan Syamsurizal sebagai Penjabat (Pj) Wali Kota Pekanbaru.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pengambilan sumpah dan pelantikan, yang dipimpin Gubernur Riau Rusli Zainal atas nama Presiden RI.
Acara pelantikan yang mengakhiri berlarut-larutnya pemilihan kepala daerah di ibu kota Provinsi Riau ini dihadiri Dirjen Otonomi Daerah (Otda) Kementerian Dalam Negeri Djohermansyah Djohan. Sejumlah tokoh masyarakat, seperti Wakil Gubernur Riau R. Mambang Mit, mantan Gubernur Riau Saleh Djasit, mantan Wali Kota Pekanbaru Raja Rusli BA (1968-1970) dan Herman Abdullah (2001- 2011), tampak di antara ribuan undangan yang memenuhi ballroom Hotel Ibis.
Tampak pula Erizal Muluk, mantan Wakil Wali Kota Pekanbaru yang juga pasangan Septina dalam Pemilukada Pekanbaru 2011.
Sayangnya, prosesi pelantikan dinodai perilaku tidak terpuji sejumlah tamu undangan yang menyoraki Gubernur Rusli Zainal dan Syamsurizal.
Sorakan yang mengganggu itu mulai terdengar saat pembawa acara menyampaikan Gubernur Rusli akan mengambil sumpah dan melantik wali kota dan wakil wali kota terpilih. Kemudian berlanjut ketika Gubernur Rusli dipanggil untuk menyampaikan pidato sambutan dan saat berpidato.
Salah satunya ketika Gubernur Rusli menyampaikan keprihatinan terhadap banyaknya mantan kepala daerah yang menjadi tersangka korupsi. Dia antara lain menyebut mantan Bupati Kampar, Burhanuddin Husin, yang Selasa (24/1) lalu ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus korupsi kehutanan.
Tak cuma dari dalam, sorakan juga terdengar dari arah tenda untuk para tamu yang didirikan di luar ballroom Hotel Ibis. Sorakan kembali membahana usai Gubernur Rusli berpantun mengakhiri pidatonya.
Sorakan lebih keras terdengar begitu nama Syamsurizal disebut pembawa acara untuk serah terima jabatan dari dirinya kepada Firdaus. Begitu pula saat Ketua DPRD Pekanbaru Desmianto, yang memimpin rapat paripurna istimewa, menyampaikan terima kasih atas dedikasi mantan Bupati Bengkalis dua periode itu memimpin Pekanbaru sekitar enam bulan lamanya.
Belum cukup sampai di situ. Saat akan memasuki mobil bersama istri, Septina, di lobi hotel, wajah Gubernur Rusli Zainal dibuat memerah oleh teriakan-teriakan "Rakyat bersatu tidak bisa dikalahkan" dari sekelompok orang.
Meski begitu, Rusli tetap memperlihatkan senyum khasnya dan masuk ke sedang Toyota Camry BM 1, dan berlalu meninggalkan hotel.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Riau, Intsiawati Ayus menyayangkan perlakuan tidak pantas untuk Gubernur Rusli Zainal.
Di sisi lain, Intsiawati menilai kejadian tersebut sebagai bentuk terjadinya krisis kepemimpinan di Pekanbaru dan Riau.
"Seharusnya prosesi rapat paripurna istimewa DPRD Pekanbaru dengan agenda pengambilan sumpah dan pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pekanbaru terpilih, Firdaus-Ayat Cahyadi, berjalan sakral, namun nyatanya tidak. Ini bentuk krisis kepemimpinan," kata Intsiawati.
"Itu saja komentar saya," kata dia.(*)