DPRD Riau Minta Intsiawati Ayus Berbicara Objektif

Pekanbaru, Bangrusli.net, Ketua Komisi B DPRD Riau Drs H Ruspan Aman meminta anggota MPR/DPD-RI daerah pemilihan Riau, Intsiawati Ayus untuk memberikan informasi secara objektif terhadap perkembangan program sapi K2i bagi masyarakat miskin. Sebab pihaknya belum melakukan kunjungan secara menyeluruh terhadap sapi yang ada di daerah kabupaten/kota.

Hal ini dikatakan Ruspam, Selasa (30/10) di Pekanbaru menanggapi tulisan Intsiawati Ayus di salah satu media harian lokal yang menyatakan lebih dari 30 persen sapi program K2I jenis brahman cross bunting yang dibeli dari dana APBD Riau 2006 sebesar Rp14 miliar lebih itu sudah mati. “Saya mengharapkan kalau ia berbicara (Intsiawati Ayus) harus menggunakan data dan sumber data yang benar dan akurat, tidak asal ngomong. Harus jelas dari mana datanya, berapa ekor yang mati, berapa ekor yang bunting, berapa ekor yang disebarkan. Jadi jangan dikira-kiralah,” tegasnya.

Sebab imbuhnya hal itu tidak bagus karena tidak memberikan informasi yang objektif kepada masyarakat. Kemudian laporan yang diberikan tidak terarah. Ia mengharapkan kalau memberikan informasi haruslah terarah dan bisa dipertanggung jawabkan.

Oleh karena itu pihaknya kata Ruspan, akan turun kembali ke sejumlah daerah untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya. Selain itu juga akan melakukan hearing dengan Dinas Peternakan Provinsi Riau untuk mengetahui perkembangan yang terjadi.

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Riau Drs R Erisman MSi juga membantah tulisan Intsiawati Ayus tersebut. Menurutnya, apa yang disampaikan tersebut tidak benar. Mengingat kondisi yang terjadi di daerah sangat bervariasi. Misalnya untuk Kota Dumai tidak ada yang mati. Tapi untuk anak sapi ada mencapai 3-4 ekor. Itupun karena terinjak oleh induknya.

Di Kabupaten Pelalawan angka kematian cukup tinggi hanya sekitar 10 ekor, tidak sampai 10 persen. Hal yang sama juga terjadi di Indragiri Hulu dan Kuantang Singingi, dimana angka kematian hanya mencapai tujuh ekor. “Oleh karena itu kami menyatakan bahwa apa yang disampaikan Intsiawati Ayus, itu tidak benar. Apalagi sampai 30 persen,” tegas Erisman.

Namun demikian pihaknya akan tetap terus melakukan pembinaan dan peninjauan ke daerah untuk mengetahui perkembangan yang terjadi. Kemudian agar program ini berjalan dengan baik dan mampu mensejaterahkan peternak. (Sudaryanto)

More

Find Us On Facebook

Kontak Kami

Nama

Email *

Pesan *

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.