In Memoriam Datuk H Asman Yunus: Semangat Tak Pernah Padam sang Panglima Pemikir

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Innalilllahi wainnailaihi rajiun. Riau kembali berduka. Tokoh masyarakat Riau, Datuk H Asman Yunus SH (74) berpulang. Salah seorang tokoh yang getol memprotes ketidakadilan pemerintah pusat terhadap Riau dipanggil Ilahi, Kamis (1/10) malam, sekitar pukul 22.15 WIB.

PRIA kelahiran Tanjungpinang, 3 Desember 1941 tersebut wafat di kediamannya di Jalan Kamboja, Kecamatan Sukajadi, Pekanbaru. Asman meninggalkan empat putri dan satu putra.

Semasa hidup, menurut tokoh masyarakat Riau, Azaly Djohan yang hadir saat pemakaman putra Wali Kota Pekanbaru keempat Muhammad Yunus tersebut, adalah tokoh yang dikenal berani. Bahkan dia juga diangkat sebagai Panglima Riau Merdeka saat Kongres Rakyat Riau (KRR) II dengan Tabrani Rab sebagai presidennya. Selain itu almarhum juga mendirikan Laskar Hulu Balang Melayu Riau-Rumpun Melayu Bersatu (LHMR-RMB) sebagai garda pengawal cita-cita Riau Merdeka. LHMR-RMB kemudian menjadi salah satu ormas terbesar saat itu dengan anggota mencapai ratusan ribu di Riau daratan dan Riau kepulauan.

Di samping itu, tambah Azaly Djohan, Asman Yunus banyak menggeluti berbagai organisasi. Salah satu perjuangan yang mereka lakukan, melobi pemerintah pusat di bidang migas, agar mau menyerahkan pengelolaan blok CPP kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Sehingga PT Bumi Siak Pusako selaku BUMD mendapat izin dari Kemenkum HAM untuk mengelola blok tersebut. Hasilnya saat ini Kota Pekanbaru, Kampar, Siak, Bengkalis dan Kepulauan Meranti mendapat hasilnya. Bahkan Bengkalis dan Kampar masih menjadi kabupaten terkaya di Indonesia.

‘’Saya sangat bangga dengannya. Kedekatan kami berdua dimulai sejak ayahnya, Muhammad Yunus menjadi Wali Kota Pekanbaru. Saat itu Pekanbaru masih sebuah kota kecil,’’ ujar mantan Bupati Bengkalis yang didampingi tokoh masyarakat Riau lainya OK Nizami Djamil.

Ditemui terpisah, sahabat seprofesi Asman Yunus sebagai advokat, Dahad Umar SH mengatakan, ayah anggota DPD RI asal Riau, Intsiawati Ayus tersebut selalu berorientasi untuk mengabdi dan memperjuangkan Riau. ‘’Mungkin ini karena dia dulu merupakan anak Wali Kota Pekanbaru. Sehingga ia selalu bersemangat untuk membela Riau,’’ ujar Dahad Umar.

Sementara Intsiawati Ayus, seusai pemakaman almarhum di tempat pemakaman umum (TPU) Senapelan mengucapkan terima kasih kepada semua yang hadir. Mulai dari petakziah, kemudian yang terlibat dalam memandikan, mengafani, mendoakan, menyalatkan beliau di Masjid Raudatul Jannah serta saat pemakaman ayahnya.

‘’Saya tidak bisa menyebut satu persatu. Besar harapan kami agar bisa memaafkan sambutan kami yang kurang berkenan. Kami minta pintu maaf seluas-luasnya atas almarhum. Namun jika seandainya ada yang tersangkut seperti utang-piutang, saya menunggu agar disampaikan kepada kami. Kami segera selesaikan,’’ tuturnya.

Semangat Panglima Patut Ditiru
Wafatnya Asman Yunus membawa kesedihan berbeda di tengah masyarakat Riau. Karena banyak yang menilai, Riau kehilangan panglima yang memiliki semangat tinggi dan luar biasa yang patut ditiru. Rasa duka mendalam juga disampaikan langsung kepala daerah yakni Plt Gubernur H Arsyadjuliandi Rachman.

Bela sungkawa juga turut disampaikan mantan Gubri H Saleh Djasit. Menurutnya, sosok almarhum memiliki semangat kemelayuan yang sangat kental dan dikenal masyarakat luas di Riau. “Intinya dia sangat ingin membela anak Melayu yang terpinggirkan. Semangatnya luar biasa,” ujarnya.(luk/sol/egp)

More

Find Us On Facebook

Kontak Kami

Nama

Email *

Pesan *

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.