Caleg Perempuan Gelar Pertemuan Akbar

Wahai Perempuan, Pilihlah Politisi Perempuan

PtretNews, PEKANBARU- Menteri Pemberdayaan Perempuan yang diwakili Staf Bidang Perempuan, Politik dan Hukum DR Ir Irma Alamsyah Jaya Putra, hadir pada Pertemuan Akbar Calon Legislatif (Caleg) Perempuan se-Riau di Balai Dang Merdu Jl Jend Sudirman, Pekanbaru, Selasa (24/02/2009). Kehadiran menteri dalam rangka memberikan motivasi kepada para politisi perempuan.

Intsiawati Ayus sebagai Caleg Dewan perwakilan Daerah (DPD) RI di sela-sela acara menyebut sebenarnya Menteri Meutia Hatta sudah menyatakan kesediaan akan hadir pada acara. Namun meski menteri tidak hadir, tidak mengurangi makna pertemuan. Menurut caleg yang saat ini masih tercatat sebagai Anggota DPD RI ini, gagasan pertemuan akbar dengan tema ”Perempuan Pilih Perempuan” diadakan demi keterwakilan perempuan sebagai wakil di kancah politik. Sehingga suara perempuan akan terpenuhi dengan pertemuan tersebut.

Menurut dia, kekhawatiran caleg perempuan saat ini terlihat dari nomor urut yang selalu di bawah laki-laki atau nomer tiga. Sehingga caleg perempuan butuh gagasan baru untuk memperoleh suara dengan menghimbau kaumnya sendiri untuk memilih caleg perempuan pada Pemilu mendatang.

”Perempuan harus mengusahakan sendiri peningkatan keterwakilan kaumnya di legislatif,” tandas Intsiawati Ayus. (Mukhlis)

UNDANG MEUTIA HATTA...

Caleg Perempuan se Riau Bersatu

PEKANBARU (RiauInfo) - Prof. Dr. Meutia Hatta akan menghadiri pertemuan Calon Legislatif (Caleg) perempuan se Riau. Semua Caleg perempuan tingkat DPRD kabupaten/kota, provinsi, DPR RI maupun DPD akan berkumpul dalam rapat akbar di Gedung Dang Merdu, Pekanbaru, Selasa (24/02/2009) mendatang

Selain Menteri Pemberdayaan Perempuan, Prof. Dr. Meutia Hatta, rapat akbar dengan tema 'Perempuan Pilih Perempuan' itu juga diramaikan oleh organisasi kewanitaan yang ada di Riau.

Intsiawati Ayus sebagai Caleg Dewan perwakilan Daerah (DPD) RI mengatakan, gagasan pertemuan akbar diadakan demi keterwakilan perempuan sebagai wakil di kancah politik. Sehingga suara permepaun akan terpenuhi dengan pertemuan tersebut.

Kekhawatiran Caleg perempuan saat ini terlihat dari nomer urut yang selalu dibawah laki-laki atau nomer tiga. Sehingga Caleg perempuan butuh gagasan baru untuk memperoleh suara dengan menghimbau kaumnya sendiri untuk memilih Caleg perempuan pada Pemilu mendatang.

”Perempuan harus mengusahakan sendiri peningkatan keterwakilan kaumnya di legislatif,”ungkap Intsiawati Ayus kepada wartawan, Senin (23/02/2009) di Pekanbaru.(Surya)

PAH II DPD LUNCURKAN BUKU JEJAK LANGKAH


JAKARTA---Panitia Ad Hoc II Dewan Perwakilan Daerah (DPD) meluncurkan buku yang merekam perjalanan PAH II DPD dan berbagai produk yang dihasilkannya sejak tahun 2004 sampai dengan 2008 berjudul “Jejak Langkah PAH II DPD RI: Jalan Panjang Menyuarakan Aspirasi Daerah” di Lobby Gedung DPD, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta (10/2). Dalam acara bedah buku bertema “Jalan Panjang Menyuarakan Aspirasi Daerah” ini hadir Ketua DPD, Ginandjar Kartasasmita. Di samping itu hadir juga Ahmad Muqowan Anggota DPR, Siti Nurbaya Bakar Sekretaris Jenderal DPD, Fajrul Falakh, serta Hadar Gumay (Cetro) dengan moderator Intsiawati Ayus Anggota DPD asal Riau Wakil Ketua PAH II DPD.

Ketua PAH II DPD, Sarwono Kusumaatmadja Anggota DPD asal DKI Jakarta memberikan pengantar pada acara bedah buku ini. Ketua DPD dalam sambutannya menyatakan bahwa penerbitan buku tersebut patut dihargai sebagai salah satu ikhtiar dan akuntabilitas kepada masyarakat atau konstituen. Selain itu isi buku ini juga bisa dijadikan media evaluasi terhadap kinerja serta rekomendasi yang akan menjadi proyeksi masa depan lembaga baru ini. Dalam buku ini disebutkan bahwa sepanjang tahun 2004 hingga 2008, PAH II telah menghasilkan lima RUU usul inisiatif. RUU ini meliputi RUU tentang kepelabuhanan, RUU tentang Lembaga Keuangan Mikro, RUU tentang Kehutanan, RUU tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan RUU tentang Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan.

Selain itu juga dirangkum 17 pandangan dan pendapat DPD terhadap sejumlah RUU lainnya, diantaranya RUU tentang Pertambangan Mineral dan Batubara serta RUU tentang Penanggulangan Bencana. Serta 14 hasil pengawasan atas pelaksanaan undang-undang. (sumber: www.dpd.go.id)

Intsiawati: Saatnya Perempuan Memilih Perempuan


“Sudah saatnya kaum perempuan tidak lagi bergantung pada sistem kompetisi yang harus serba berpihak pada dirinya atau menunggu limpahan suara caleg lain. Menuntut ‘hak istimewa’ dalam kompetisi terbuka justru akan menurunkan marwah perempuan sendiri. Demikian dikatakan Intsiawati selepas pertemuan dengan Kun Setwanto, sekretaris menteri Pemberdayaan Perempuan di Jakarta (3/2/09) lalu dalam rangka persiapan ‘Temu Akbar Perempuan Riau’ yang akan dilaksanakan pada tanggal 24 Februari nanti.

Ketika ditanya lebih lanjut tentang sistem suara terbanyak yang dianggap merugikan kaum perempuan dalam Pemilu 2009 itu Intsiawati menegaskan bahwa jika hak perempuan dan laki-laki sama maka dalam soal peluang juga begitu. Ini kompetisi terbuka, semua kembali kepada perjuangan individu masing-masing. Untuk berjuang, ungkap Intsiawati, kaum perempuan harus mengandalkan kepercayaan diri sendiri dan bekerja dengan segenap kemampuan yang dimilikinya. Sistem ‘suara terbanyak’ pada Pemilu 2009 adalah tantangan bagi kaum perempuan untuk membuktikan kualitas individu dan jati dirinya di hadapan masyarakat pemilih, imbuhnya.

Tentang persiapan kegiatan Temu Akbar Perempuan Riau, sekretaris Panitia, Otaya Purabalistyani memastikan kesediaan Ibu Menteri Meutia Hatta untuk hadir dalam forum tersebut. Di samping sebagai media konsolidasi caleg perempuan se-Riau, dalam forum yang akan dihadiri oleh berbagai perwakilan organisasi dan gerakan perempuan Riau tersebut menurut Otaya akan mendeklarasikan kampanye ‘Perempuan Memilih Perempuan’. Kegiatan tersebut menurutnya akan ditindaklanjuti dengan sejumlah program untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan meningkatkan tingkat elektabilitas para caleg perempuan di Riau.

Intsiawati yang juga akan menjadi salah satu fasilitator forum tersebut menambahkan bahwa lazimnya sebuah arena kompetisi, dalam Pemilu kali ini kaum perempuan dituntut cerdas memanfaatkan posisi dan menyusun tak-tik strategi . Politik bukanlah dunia maskulin dan terpenuhinya keterwakilan perempuan adalah pondasi penting demokrasi. Urgensi partisipasi politik perempuan juga didasarkan atas pertimbangan bahwa jumlah kaum perempuan saat ini lebih besar daripada kaum laki-laki. “Jadi tak salah donk, Perempuan Memilih Perempuan,” kata Intsiawati menutup pembicaraan.

More

Find Us On Facebook

Kontak Kami

Nama

Email *

Pesan *

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.