Interaktif Bersama Senator Riau #4



Waktu Kegiatan
:
Sabtu, 27 Juli 2013 Pukul 14.30 – 15.30 WIB
Tempat
:
Studio Gress105.8 FM Pekanbaru.
Tema
:
Pilgubri 2013:
Prospek & Tantangan Kepemimpinan Daerah Riau Di MasaDepan
Pembicara
:
  Intsiawati Ayus, SH, MH (Anggota DPD RI Asal Riau)
 Drh. Chaidir (MantanAnggota DPRD Riau)
 Kapitra Ampera, SH, MH (Tokoh Masyarakat Riau)
AlternatifPengganti ;ArmanMukhtar(PengamatPolitik Riau)
Narasi
:
Pemilihan Gubernur propinsi Riau akan dilangsungkan pada 4 september 2013 mendatang. Saat ini 5 (lima) pasang calon sudah ditentukan nomor urutnyadan 1 (satu) pasang calon yang baru diterima gugatannya oleh PTUN Pekanbaru. Para calon yang telah melakukan pencabutan nomor urut sebagai Cagub-Cawagub Riau 2 Juli 2013 lalu antara lain:

1.         Herman Abdullah Agus Widayat
2.         H. Anas Maamun Arsyadyuliandi Rahman
3.         Lukman Edi Suryadi Khusaini
4.         Achmad Masrul Kasmy
5.         Jon Erizal HR Mambang Mit

Kemudian pasangan yang dikabulkan gugatannya oleh PTUN Pekanbaru adalah Wan Abubakar Isjoni.

Dari para kandidat diatas, masyarakat Riau tentu mengharapkan terpilihnya pasangan yang terbaik.  Sebab, belakangan ini, Riau begitu banyak mendapat sorotan daripublik nasional akibat berbagai kasus korupsiyang melibatkan para tokoh politiknya termasuk Gubernur yang merupakan top leader di daerah. Demikian pula dengan berbagai kasus  kegagalan pembangunan yang indikatornya dapat dilihat di antaranya dari minimnya tingkat keberdayaan masyarakat, kerusakan alam & lingkungan, pemimpin yang korup, serta perkembangan infrastruktur lokal yang relatif lamban.

Dari beragam masalah yang mendera Riau saat ini apa saja tantangan yang harus dihadapi seorang Calon Gubernurdan Wakil Gubernur Riau kedepan? Bagaimanakah petamasalah di daerah saat ini? Kemudian kriteria kualitas kepemimpinan yang bagaimana yang dibutuhkan Riau untuk menjawab tantangan-tantangantersebut? 

Jawabanny dapat anda dengar disini











Selamat Mendengarkan
.

Interaktif Bersama Senator Riau #3



Waktu Kegiatan
:
Jumat, 26 Juli 2013 Pukul 14.00 15.00 WIB
Tempat
:
Studio Gress105.8 FM Pekanbaru.
Thema
:
Tantangan Komunitas dan Gerakan Kaum Muda dalam Pemberdayaan Daerah.
Pembicara
:
 Intsiawati Ayus., SH., MH (Anggota DPD RI Asal Riau)
 Edy Satria(KepalaDinasPemuda&Olahraga Riau)
AB. Julianto(Sapulidi Center)

AlternatifPengganti; DeddyHariadi (Riau Heritage)

Narasi
:
Perjalanan sejarah bangsa Indonesia baik nasional maupun lokal ,terutama terkait momentum perubahan nyatak pernah lepas dari peran kaum muda.

Bagaimana jiwa kaum muda pada suatu zaman begitu pulalah bentukan jiwa suatu bangsa. Hal ini dapat kita lihat dari ragam aktifitas kesibukan dan produk yang dihasilkan oleh kaum mudanya.

Saat ini di kalangan kaum muda Riau  tumbuh bagai cendawan di musim hujan berbagai bentuk komunitas dangerakan. Komunitas dan gerakan tersebut ada yang berbasis sosial, minat dan hobby, lingkungan, budaya, pendidikan, kewirausahaan, keagamaan,  hingga pemberdayaan masyarakat.
Banyak dari komunitas/gerakan tersebut ternyata mampu memberikan kontribusi yang nyata terhadap masyarakat dan dalam mendukung pembangunan daerah. MelaluiKomunitas/gerakanini pula lah kaum muda dapat menggali potensi, kreatifitas dan orientasi masa depannya secara positif dan konstruktif.  Sayangnya, potensi besar kaum muda ini saat ini masih luput dariperhatianpemerintah dan masyarakat.

Komunitas/ gerakankaummuda yang merupakan simpu lanak-anak muda kreatifs ebagian besar bergerak secara swadaya. Meski banyak keterbatasan yang mereka hadapi tetapi kreatifitas dan inovasi yang mereka sepertinya tak pernah surut.

Kreatifitas dan inovasi adalah senjata untuk menghadapi tantangan zaman. Kaum muda adalah subyek sentral dalam pembangunan dan persainganbangsa-bangsa di era global ini.

Apa saja tantangan yang dihadapi komunitas/gerakankaummuda  di Riau saat ini? Bagaimana sajabentuk-bentuk inovasi dan kreatifitas yang telah mereka lakukan? Apasaja yang bisa dilakukan pemerintah daerah agar komunitas dangerakan ini bisa menjadi sarana efektif dalam penguatan SDM daerah?

Jawabanny dapat anda dengar disini









Selamat Mendengarkan




Interaktif Bersama Senator Riau #2


Waktu Kegiatan
:
Kamis, 25 Juli 2013 Pukul 15.00 16.00 WIB
Tempat
:
Studio Gress105.8 FM Pekanbaru.
Thema
:
SolusivEkskalasi Konflik Agrariadi Riau &ProspekPenyelesaiannya
Pembicara
:
 Intsiawati Ayus, SH, MH (Anggota DPD RI Asal Riau)
 Dr. Ronses Pasaribu, SH, MM (Kepala Kantor Wilayah BPN Propinsi Riau)
 Hariansyah Usman (MantanKetuaWalhi Riau)

AlternatifPengganti ; Mangapul SH.,MH (DirekturKonflik BPN Riau)

Narasi
:
Sebagai salah satu provinsi yang terbanyak mengeluarkan izin perkebunan, kehutanan, dan pertambangan, Riau tak pernah sepi didera konflikagraria. Hal ini diakibatkan karena buruknya tatakelola SDA yang diindikasikan dengan banyaknya kasus korupsiperizinan, tumpang tindihnya tataruang tatawilayah, kaburnya tata batas lahan perusahaan serta izin-izin yang tidak dievaluasi/ditinjauulang.

Masyarakat Riau di pedesaan yang sebagian besar menggantungkan hidupnya dari hasilhutandanalam semakin hari penghidupannya kian terdesak oleh ekspansilahan perusahaan.  Kehilangan lahan, kerusakanlingkungan, keterbatasanakseslapangankerja, danekstraksi SDA merupakanmasalah-masalahpenyebabtimbulnyakonflik.


Berdasarkan data Walhi, lahan kebun kelapasawit di Riau kini telahmencapai 2,8juta ha. Lebih dari setengah kebun sawit tersebut dikelola perusahaan perkebunan swasta dantercatat 34 persen di antarany masih berkonflik dengan penduduklokal. Sementaraitusekitar 1,7juta ha hutan Riau yang dialihfungsikan sebagai tanamanindustri (HTI), sekitar 20 persen di antaranya juga masih berkutat dalam sengketa. 

Scale Up mencatat bahwa luas lahan konflikantara masyarakat dengan perusahaan di Riau pad atahun 2011 mencapai 302.123 ha. Konflik tersebut tersebar di 30 titikKabupaten/Kota se-Riau. Kasus terbanyak ditemukan di Rohul (10 titik) disusul Pelalawan (3 titik), Kepulauan Meranti (3 titik), Inhu (2 titik), Siak (4 titik), Kampar (2 titik), Bengkalis (2 titik), RokanHilir (2 titik), Dumai, dan Indragiri hilirsebanyak (1 titik).  Sedangkan lahan konflik terluas terjadi di KepulauanMeranti (69.890 ha) disusul Dumai (50.000 hektar), Pelalawan (44.957 hektar), Bengkalis (45.079 hektar), Rokanhulu (24.360 hektar), Indragiri hulu (5.863 hektar), Kampar (5.700 hektar), Siak (11.872 hektar), Indragiri hilir (1.500 hektar), danRohil (42.902 hektar).

Lambatnya tindaklanjut pihak-pihak terkait dan minimny aupaya-upaya mediasi konflik menyebabkan akumulasi kasus yang terus bertambah setiaptahunnya. Beberapa tahun terakhirini ekskalasi kasus konflikagraria telah banyak memakank orbanjiwa, baik di kedua belahpihak yang berkonflik maupun pihak aparat kepolisian.

Dan bagaimanakah efektifitas upaya-upaya yang sudahd ijalankan lembaga politik di daerah selam aini? Apakah solusi mendasar yang dibutuhkan untuk menyelesaikan konflik-konflik tersebut? Bagaimana peran DPD RI?  

Jawabanny dapat anda dengar disini









Selamat Mendengarkan

Interaktif Bersama Senator Riau #1


Waktu Kegiatan
:
Rabu, 24 Juli 2013 Pukul 15.00 16.00 WIB
Tempat
:
Studio Gress105.8 FM Pekanbaru.
Tema
:
Spirit Ramadhan:
Membangun Asketisme Politik Para Caleg Pemilu 2014
Pembicara
:
 Intsiawati Ayus, SH, MH (Anggota DPD RI Asal Riau)
 Prof. Dr. Sudirman M Johan, MA
(Mantan Ketua PW Muhammadiyah Propinsi Riau)
 Drs. MuchsinZaharie(KetuaIkatan Masjid Indonesia-Riau)


Narasi
:
Belakangan ini masyarakat Riau disuguhi dengan rentak para politisi lokal  yang kurang elok. Ambisi politik yang berlebihan telah menyeret para politisi dalam langkah-langkah serta ajang pertarungan politik yang sangat miskin pencerahan bahkan terkesan destruktif.

Dominasi ego pribadi dan minim etika begitu tampak jelas dalam upaya merebut kekuasaan. Demikian pula dengan gaya hidup politisi yang semakin mewah dengan bingkai berbagai kasus besar korupsi menyiratkan bahwa tujuan berpolitik kini sudah semakin materialistik.

Asketisme politik memang tak mudah direalisasikan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, asketisme artinya 'paham yang mempraktikkan kesederhanaan, kejujuran, dan kerelaan berkorban'.Di tengahsituasisaat ini yang telah banyak tercemar oleh residu politik rendah,menjadiseorangpolitisi yang asketisadalah tantangan paling nyata bagisosok para calonpolitisi yang nantiakanbertarungdalamPemilu 2014.

Di masa pergerakan kemerdekaan dan masa kemerdekaan hampir sebagian besar para tokoh politik negeri ini begitu kental perilaku asketisnya. Asketisme politik mereka tak sekedar tercermin dalam moralitas melainkan juga dalam tindakan sosial.Prinsip hidup sederhana serta etika dalam berpolitik yang mereka jalankan tampak nyata dari beragam tindakan mereka yang lebih mengutamakan kemaslahatan masyarakat dibanding kepentingan pribadi.

Asketisme politik dibutuhan saatini bukan hanya untukmengurangi rasa muak rakyat terhadap politik, melainkan juga meningkatkan rasa respek rakyat terhadap para pemimpin. Jika saja jumlah politisi yang memiliki sikap asketis ini  bisa bertambah  baik secara angka maupun proporsi,  maka dampak positif  bagi kebaikan  dan kemajuan daerah tentu semakin dirasakan masyarakat. 

Di dalam Islam semangat asketismeini secara jelas tercermin dalam semangat puasa Ramadhan. Dengan menahan lapar, penghambaan diri disertai peningkatan beragama maliah terhadap sesama kaum muslimin dididik untuk senantiasa asketik dalam menjalankan kehidupan.

Apa saja langkah untuk kembali menghadirkan asketisme dalam politik kekinian?Bagaimana menumbuhkankesadaran dan membangun sikapa sketik dariparacaleg 2014? 
Jawabanny dapat anda dengar disini








Selamat Mendengarkan

More

Find Us On Facebook

Kontak Kami

Nama

Email *

Pesan *

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.