Legislator Riau Intsiawati Ayus Ajak Masyarakat Maknai Pancasila dalam Paham Modern


Memaknai Pancasila sebagai dasar untuk tegak dan kokohnya Negara Indonesia, memang harus disadari oleh seluruh elemen bangsa. Demikian disampaikan Anggota DPD/MPR RI asal Riau Intsiawati Ayus.

Riauterkini - JAKARTA - Tepat di hari ini menjadi sejarah yang sangat penting bagi bangsa Indonesia, dimana tanggal 1 Juni merupakan lahirnya dasar Negara Indonesia yakni Pancasila, sebagai pemersatu seluruh bangsa Indonesia.

Memaknai Pancasila sebagai dasar untuk tegak dan kokohnya Negara Indonesia, memang harus disadari oleh seluruh elemen bangsa. Hal inilah yang disampaikan Anggota DPD/MPR RI asal Riau, Intsiawati Ayus SH MH.

"Pancasila adalah kristalisasi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang berakar dari kebudayaan bangsa, sehingga Pancasila merupakan jatidiri bangsa Indonesia," katanya.

Itu sebabnya, karakter individu dalam kepribadian bangsa Indonesia selayaknya senantiasa mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Karena pengaruh globalisasi kini sudah mengakibatkan generasi muda bangsa Indonesia tercerabut dari akarnya.

"Bangsa kita adalah bangsa yang religius atau berketuhanan, tetapi banyak remaja zaman sekarang mulai banyak yang menjauhi kehidupan beragama bahkan mencemooh moral yang berlandaskan agama," papar dia.

Melihat dari sejarah, dahulunya sifat kebersamaan, gotong royong, santun nan ramah tamah, menjadi kepribadian bangsa Indonesia. Namun anak muda sekarang cenderung individualistik, serta sering menggunakan kekerasan dalam bertindak.

Untuk itulah, kata dia, Pancasila harus giat direvitalisasikan dalam konteks kekinian sehingga terinternalisasi dalam kehidupan keseharian generasi muda bangsa.

Juga untuk penanaman Pancasila itu sendiri, mestinya dilakukan melalui beragam pendekatan, bukan saja melalui sekolah, sosialisasi atau kuliah, tapi juga melalui pendekatan kultural dan sosial, seperti dalam berbagai kegiatan seni, ekstrakutrikuler, kegiatan hobby, komunitas-komunitas anak muda, bahkan melalui permainan ketangkasan (games) dan outbound.

"Pemahaman Pancasila sudah saatnya dibawakan dengan cara persuasi yang populis, informal, ramah, dua arah dan inspiratif. Tidak lagi dengan cara yang kaku, formal, dan satu arah. Karena dalam konteks besar Pancasila adalah rumah kita," tutupnya. ***(dan)

More

Find Us On Facebook

Kontak Kami

Nama

Email *

Pesan *

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.